TAREKAT ADALAH ADAB!
Manusia harus berniat untuk menjadi mustaqiim. Mawlana Syekh Nazim (q) sudah berulang kali mengatakan kepada kita, “Fastaqiim!” Jangan menjadi seorang yang bengkok, jangan menjadi orang yang suka menipu, suka berbohong, orang yang curang. Sekarang orang yang berbuat curang ini sudah memenuhi seluruh dunia, ia telah memasuki seluruh tingkatan masyarakat. Islam mengajarkan untuk tidak berbuat curang. Allah (swt) memerintahkan kepada Rasulullah (saw) dengan perintah utamanya,
فَٱسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا۟ ۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Fastaqim kamaa umirta wa man taaba ma`aka
Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah tobat beserta kamu (QS Huud, 112)
Jadilah orang yang lurus, jadilah orang yang jujur, sebagaimana kalian telah diperintahkan bersama orang yang telah bertobat bersama kalian. Ini adalah perintah Allah kepada Rasulullah (saw) dan orang-orang yang telah mengikuti beliau. Apakah pemimpin kita lurus? Apakah pemimpin kita jujur? Bagaimana kalian mengklaim sebagai pengikut Rasulullah (saw) apabila kalian masih menipu orang lain, bila kalian masih menyakiti orang lain, bila kalian berbohong kepada orang lain? Tarekat adalah adab! Itulah sebabnya mereka menyangkalnya. Mereka lari dari tarekat, mengapa? Karena tarekat memotong-motong semua karakteristik buruk ini.
Kalian mengatakan hal-hal yang buruk tentang tarekat. Apa yang diajarkan oleh tarekat, wahai Muslim? Tarekat mengajarkan kita agar mempunyai adab: jangan menyakiti orang lain, itulah tarekat. Orang yang menolak tarekat adalah orang yang penuh dengan karakteristik buruk. Itu adalah khibr. Karakteristik buruk yang pertama yang mereka miliki adalah khibr, “Aku adalah orang besar!” “Aku adalah orang hebat!” “Aku adalah orang yang terkenal.” “Aku mempunyai banyak pengikut.” Itu adalah karakteristik terbesar dari Syaithan! Orang yang ingin seperti Syaithan, ia akan menjadi Syaithan; orang yang ingin menjadi seperti Rasulullah (saw), orang yang ingin menjadi seperti mursyid kita, Mawlana Syekh Nazim (q), ia akan menjadi seperti beliau.
Shaykh Nour Mohamad Kabbani